Dosen merupakan role model bagi mahasiswa yang menerima transformasi ilmu darinya, sehingga seorang dosen harus memiliki kompetensi terkait bidang keilmuan yang diajarkannya serta berkarakter. Hal tersebut yang menjadi penekanan dalam acara “Academic Recharging” dengan peserta dosen dan pegawai Universitas Narotama di Conference Hall Lt.2 Gedung C, Sabtu (23/3).
Prof. Dr. Eng. Imam Robandi yang didapuk sebagai pembicara menyampaikan pentingnya network (jaringan) dengan materi “Universities Networking and Challenges”. Globalisasi telah menjadikan bumi ini ‘datar’ dengan pemanfaatan perkembangan teknologi informasi. Paradigma berpikir harus berubah. Orang tidak dapat membendung globalisasi, maka harus bekerja sama dan menciptakan competitive values.
“Who lead information technology will be the winner, hardwork is a key,” kata guru besar elektronik ITS tersebut.
Lebih lanjut, Imam Robandi dengan menyitir sebuah hadis mengatakan bahwa manusia harus bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya. Mental dan karakter ini perlu dipupuk sejak lahir, oleh lingkungan sekitar, dan berupa latihan-latihan. Yang penting ada kemauan, kemampuan akan mengikuti dan dapat dipelajari melalui latihan.
Menurut Imam Robandi, universitas itu ada dua, yaitu jenang dan jeneng. Bila para dosennya saling berebut SKS, maka universitas itu disebut jenang (bubur dalam bahasa Jawa). Jika para dosennya giat melakukan penelitian, maka universitas itu disebut jeneng (nama). Nama universitas yang para dosennya giat melakukan penelitian akan menjadi terkenal, jika penelitian-penelitian ini memperoleh dana hibah maka dosen maupun universitas akan makmur dan maju berkembang. [ger]
Foto: Imam Robandi memaparkan Universities Networking and Challenges pada “Academic Recharging” di Conference Hall Lt.2 Gedung C, Sabtu (23/3).